Memahami Formasi Sepak Bola: Struktur dan Strategi di Lapangan
Dalam sepak bola asosiasi, formasi tim mengacu pada pengaturan pemain di lapangan, memposisikan mereka relatif satu sama lain. Karena sepak bola adalah permainan yang dinamis dan serba cepat, posisi pemain (tidak termasuk penjaga gawang) tidak didefinisikan secara kaku seperti dalam rugby atau sepak bola gridiron. Tidak ada penghentian khusus selama permainan di mana pemain harus sejajar dalam formasi. Sebaliknya, posisi pemain umumnya menunjukkan apakah mereka memiliki peran yang lebih defensif atau menyerang dan apakah mereka beroperasi di tengah atau melebar.
Formasi biasanya dijelaskan menggunakan serangkaian angka yang mewakili berapa banyak pemain yang diposisikan di setiap lini, dari yang paling defensif hingga yang paling maju. Misalnya, formasi “4-5-1” terdiri dari empat bek, lima gelandang, dan satu penyerang. Manajer atau pelatih kepala tim biasanya memutuskan formasi, menyesuaikannya berdasarkan apakah tim ingin lebih menyerang atau bertahan. Tim juga dapat berganti formasi selama permainan, tergantung pada persyaratan taktis, dan dapat menggunakan pengaturan yang berbeda untuk fase menyerang dan bertahan permainan.
Pada hari-hari awal sepak bola, tim lebih berorientasi pada serangan, dengan lebih sedikit pemain yang ditunjuk untuk peran bertahan. Namun, formasi modern biasanya lebih seimbang, dengan pembagian yang lebih jelas antara bek, gelandang, dan penyerang.
Terminologi
Formasi diberi nama berdasarkan posisi pemain di lapangan (tidak termasuk penjaga gawang). Pemain bertahan terdaftar lebih dulu, diikuti oleh gelandang dan penyerang. Misalnya, dalam formasi 4-4-2, ada empat bek, empat gelandang, dan dua penyerang.
Secara tradisional, pemain dalam kategori yang sama (misalnya, empat gelandang dalam 4-4-2) akan membentuk garis yang relatif datar di seberang lapangan, dengan pemain di sayap sering diposisikan sedikit di depan. Namun, banyak formasi modern telah mengubah struktur ini, yang https://www.guineueta.com/ mengarah ke formasi dengan posisi yang lebih spesifik, seperti 4-2-1-3, di mana gelandang dibagi menjadi dua pemain bertahan dan satu pemain menyerang. Formasi ini merupakan variasi dari 4-3-3. Contoh lain adalah 4-1-2-1-2, di mana lini tengah dibagi menjadi gelandang bertahan, dua gelandang tengah, dan satu gelandang ofensif; Ini kadang-kadang dianggap sebagai variasi dari 4-4-2, khususnya bentuk “berlian”.
Penggunaan formasi bernomor dimulai pada tahun 1950-an, terutama dengan sistem 4-2-4.
Konvensi Diagram
Dalam diagram, konvensi biasanya menempatkan penjaga gawang di bagian bawah. Namun, awalnya, diagram dibalik, dengan kiper diposisikan di atas dan pemain diatur dari kiri ke kanan, dimulai dengan pemain bertahan.